Masalah
Masalah di Kota Batu yang akan disebutkan dibawah ini merupakan masalah dari semua aspek dan sektor perkotaan yang ditemukan dari berbagai sumber.
Demografi
Terdapat lebih dari 1000 jiwa penduduk Kota Batu yang belum
memiliki E-KTP meskipun sudah terdaftar menjadi warga Kota Batu, hal ini
dikarenakan tidak memiliki surat keterangan kependudukan dari Dispenduk Capil
(malangberita.net)
Banyaknya data penduduk di Disnpenduk salah atau sengaja
dipalsu dan tidak sesuai dengan kondisi nyata penduduk. Pada beberapa data KTP
dan KK banyak yang mencantumkan nama panggilan atau nama kecil (malangvoice.com)
Ekonomi
Menurut malangvoice.com, persentase jumlah
penduduk miskin di Kota Batu naik 0,12 poin di banding tahun 2014. Itu artinya
ada total 9.430 atau 4,71 persen penduduk miskin dari total 218.806 jiwa
penduduk di Kota Batu. Meskipun perekonomian Kota Batu semakin naik
Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur masih belum sepenuhnya lengkap dan
menjangkau seluruh kota, misalnya satu Rukun Tangga (RT) belum mendapatkan
aliran listrik. Yaitu di RT 5/RW 6 Kampung Gimbo Dusun Jurangkuali, Desa
Sumberantas yang memiliki jumlah 50 keluarga (surabaya tribunnews)
Persampahan di Kota Batu telah diatur dan dipusatkan pada
beberapa desa, namun pada desa yang jauh dari lokasi TPS/TPA sampah dikumpulkan
kemudian dibakar atau dibuang ke sungai, sementara dengan konsep pariwisata dan
menonjolkan keasrian maka hal ini dapat menganggu lingkungan.
Hasil Bumi
Permasalahan yang terjadi pada hasil bumi banyak dipengaruhi
oleh budidaya, ekonomi, globalisasi, dan banyaknya lapangan pekerjaan baru yang
lebih menarik. Sebagai contoh menurunnya hasil produksi apel karena banyaknya
petani apel yang beralih profesi pada usaha potong bunga dan tanaman hias.
Masalah hasil bumi lain adalah banyaknya petani yang
menggunakan pupuk kimia dan obat-obatan untuk tanaman mereka supaya hasilnya
cepat dipanen dan jumlahnya berlipat. Namun dampak terhadap lingkungan dapat
menimbulkan degradasi tanah dan polusi.
Pariwisata
Meskipun pariwisata di Kota Batu menunjukkan prestasi, namun
skill masyarakat untuk menunjang pengembangan pariwisata di Kota Batu dinilai
belum cukup memadai, diperlukan pengarahan dan pendampingan dari pemerintah
supaya masyarakat dapat menyukseskan konsep kota pariwisata.
Berkurangnya lahan untuk pertanian seiring denganbertambahnya
tempat-tempat pariwisata di Kota Batu, padahal arahan tata ruang di Kota Batu
adalah kota agrowisata.
Sosial Budaya
Terjadi perubahan pandangan terhadap tradisi selamatan yang
dilakukan masyarakat Desa Punten dalam rangka menghormati leluhur, hal ini
terjadi karena munculnya kelompok agamis yang tidak sepenuhnya setuju dengan
tradisi tersebut.
Berkaitan dengan sifat masyarakat pedesaan yang belum dapat
menerima informasi yang berteknologi tinggi dan memiliki rasa percaya terhadap
orang lain yang kurang, pada Desa Sidomulyo petani tidak melakukan perintah
atau menjalankan saran dari penyuluhan pertanian dikarenakan sifat-sifat
tersebut dan keterbatasan.
Industri
Seiring dengan banyaknya investasi dan pembangunan di Kota
Batu, terjadi pembangunan yang dampaknya berimbas terhadap lingkungan. Misalnya
hilangnya beberapa sumber mata air jernih di Kota Batu, ada juga sumber mata
air yang mengering.
Komentar
Posting Komentar